derai daun kering
angin yang kini menerpa, percayalah tidak ada yang kebetulan.
daun-daun yang jatuh kemarin itu, memang sudah digariskan.
sejauh mana kamu menerpa, mengitari penjuru bumi, menebar sosialisasi, membangun citra diri, menguatkan diri sendiri, melalui yang harus dilalui dengan posisi terbaik versimu.
daun yang kering itu, terus terbang terbawa angin yang dihembuskan oleh sang kuasa
daun kering itu yang kemarin selalu menemanimu
berjuang bertaut berdiri berirama bernaung dan bersamaimu di kala jalan panjang kemarin itu
di saat kamu merasa lorong panjang itu tak ada ujungnya, tapi daun kering itu menghantarkanmu sampai di titik ini
tidakkah, daun itu mengajarkanmu banyak hal wahai diri?
sampai kapan, sampai kapan merasa tidak mampu
sampai kapan, sampai kapan merasa bukan kamu
aluran benang kehidupan yang harus terus berjalan, sepertinya angin turut andil kali ini
wahai diri, lepaskan..
tidak semua yang terjadi kemarin harus terus terulang dan dikenang
maafkanlah, lepaskanlah, ikhlaskanlah.
maafkan rasa sakit itu, maafkan rasa kecewa itu.
daun kering itu sudah tak lagi menerpamu.
mungkin sang kuasa sudah mengabarkan, kali ini biar dia terbang sendiri, tak perlu lagi kamu antar.