untuk kedua heroku,

-
untuk kedua heroku, ku mohon untuk sehat selalu.
sungguh, sehari saja menjadi umi sangat berat.
dan sungguh, sehari berperan menjadi abi begitu lelah.

Allah, engkau maha baik, engkau terlalu sayang dengan ummi abi ku.
Allah, engkau pasti paham mereka lelah, oleh karenanya engkau berikan nikmat agar mereka bisa beristirahat sejenak.

Allah, terima kasih banyak, sungguh engkau maha baik.
Engkau takdirkan umi abi menjadi kedua orangtuaku,
dimana ridhoMu, tergantung dengan ridho mereka.
Dimana mereka adalah ladang pahala untukku.
Mereka adalah pintu syurgaku,
Mereka adalah penjaga, pengingat, dan pelindung ku selama ini yang engkau titipkan untukku.

Ummi Abi, aku sayang umi abi karena Allah.
Allah maha baik, Allah beri aku umi abi agar aku bisa mencontohnya.
Sungguh, umi abi yang sangat sempurna untukku yang serba kekurangan ini.
Sempat terisak beberapa kata, aku gabisa apa-apa tanpa umi abi disini.
Padahal seharusnya aku yakin, bahwa Allah lah yang akan mengatur itu semua.

Mi, ternyata jadi umi itu berat sekali ya.
Harus bangun pagi, bangunin anak2 untuk sholat shubuh, lanjut masak untuk sarapan, nyuci piring, beresin rumah, nyapu, gosok.
Sungguh, pekerjaan rumah itu tiada habisnya.
Lantas, mengapa umi gapernah ngeluh?
Selama ini, diumurku beranjak 21 pun aku baru paham rasanya.
Selama ini, umi lakukan itu semua tanpa ngeluh, 
Ku lihat, umi melakukan semua ini sangat ikhlas dan besyukur.
Umi hebat banget ya, 
belom lagi kalo umi ngajar, mulai dari anak2 balita ampe nenek-nenek semua umi ajarin ngaji🥺

Abi apalagi, harus ke toko, harus belanja barang, harus angkatin barang, harus atur keuangan, harus atur anak2nya, atur keluarganya, bisa benerin alat-alat rumah yang rusak, bisa benerin mesin mobil, mesin motor, bisa masang genteng tanpa tukang, bisa juga jait baju, selalu bantuin kerjaan umi tanpa umi minta tolong, selalu bantuin umi nyuci, dan selalu sayang banget sama umi, dan anak2nya. Sakit sedikit aku, pasti abi langsung bawa ke rs. Tapi, abi bahkan udah 2 kali operasi, aku gabisa nemenin abi terus🥺
Padahal disuntik aja menurut aku udah sakit, ditambah infus, ditambah bius, ditambah operasi, masuk ruang operasi, liat meja operasi.
Lantas, kenapa abi begitu tenang, begitu sabar, begitu tabah, begitu mensyukuri semuanya...
Abi selalu bilang, gapapa, gaada sakitnya, cuma kerasa dikit sakitnya, bentar lagi juga sembuh, abi ga cape ko, iya gapapa, gapapa itu bisa abi benerin, iya abi anterin.

Hal yang selalu membasahi pipi ketika aku mulai membahasnya.
Yaitu tentang mereka.
Bahkan saat ini hidung aku udah mampet dan dada mulai sesak karena terlalu banyak air mata mengalir.

Umi Abi, aku akan berusaha melakukan usaha membantu umi abi semampu dan sebisaku, Umi Abi jangan khawatir, anak mu ini sudah kau latih untuk dewasa dan sabar.
Insyaallah aku akan jalani dengan ikhlas.
Cepat sembuh kedua heroku, aku sayang kalian🧡

Popular posts from this blog

derai daun kering

-
Image
​ angin yang kini menerpa, percayalah tidak ada yang kebetulan. daun-daun yang jatuh kemarin itu, memang sudah digariskan. sejauh mana kamu menerpa, mengitari penjuru bumi, menebar sosialisasi, membangun citra diri, menguatkan diri sendiri, melalui yang harus dilalui dengan posisi terbaik versimu. daun yang kering itu, terus terbang terbawa angin yang dihembuskan oleh sang kuasa daun kering itu yang kemarin selalu menemanimu berjuang bertaut berdiri berirama bernaung dan bersamaimu di kala jalan panjang kemarin itu di saat kamu merasa lorong panjang itu tak ada ujungnya, tapi daun kering itu menghantarkanmu sampai di titik ini tidakkah, daun itu mengajarkanmu banyak hal wahai diri? sampai kapan, sampai kapan merasa tidak mampu sampai kapan, sampai kapan merasa bukan kamu aluran benang kehidupan yang harus terus berjalan, sepertinya angin turut andil kali ini wahai diri, lepaskan.. tidak semua yang terjadi kemarin harus terus terulang dan dikenang maafkanlah, lepaskanlah, ikhlaskanlah. ...
Read more

share 71!

-
Image
kembali setelah hiatus cukup lama,  kepada diriku, terima kasih sudah bisa berkeja sama dengan baik.  cukup. untuk perjuangan kamu selama ini, terima kasih untuk terus bertahan.  sejak sekolah dasar, 6 tahun aku menempuh pendidikan di sana, gumamku mungkin itu batas terjauhku meninggalkan rumah.  bahkan pernah ada dimana, aku harus diantar oleh ibu ibu serombongan perihal ummi yang berhalangan menjemputku dari tempat ngaji.  padahal jaraknya tak sampai 1 km dari rumah.  suatu hal yang akan membuatku tertawa heran, bahwa aku yang dulu sepenakut itu.  masuk sekolah menengah pertama, yang jaraknya 3 km dari rumah, tak luput membuatku merepotkan abi untuk terus mengantar.  pernah ada dimana, abi harus pulang jalan kaki dari sekolah, karena motornya dititipin di sekolah dan kunci nya di taro di satpam, "biar kalo kamu pulang ga susah, tinggal bawa motor" , begitu katanya.  hal yang selalu akan diingat, bahwa...
Read more